Aksi 212 adalah Gerakan Bela Islam dan Al Qur'an
Aksi Bela Islam dan Al Qur'an |
Umat Islam Indonesia
pernah membuat sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh siapapun baik itu
muslim Indonesia dan juga muslim Dunia pada umunya. Ketika terjadi penistaan Al
Qur’an yang dilakukan oleh AHOK. Ummat Islam bergerak membela Iman dan
keyakinannya meminta pemerintah menghukum sang Penista dan memenjarakanya. Maka
gelombang demo anti penista pun berlangsung hampir diseluruh wilayah Indonesia,
dan diantara Aksi Bela Al Qur’an yang dilakukan ada satu Moment yang sangat
luar biasa yaitu ketika aksi digelar pada tanggal 2 Desember 2016.
Panggilan Aksi Bela
Islam dan Al Qur’an, Jumat, 2 Desember 2016 tak terbendung. Sejak aksi ini
dideklarasikan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia
(GNPF-MUI), penghadangan secara sistematis, terstruktur, dan masif
dilancarkan oleh mereka yang tidak ingin Ummat Islam bersatu menyuarakan
Keadilan Sosial dan Keadilan Hukum. Mulai dari tudingan politisasi hingga isu
makar.
Semua tuduhan itu hanya isapan jempol belaka. Ummat Islam tidak percaya lagi dengan propaganda dan agenda setting semacam itu. Sebaliknya, ummat Islam semakin menguatkan ketaatan dan keterikatan kepada ulama dalam bingkai syariat. Itu terlihat pada aksi Bela Islam 2 dan berlanjut pada Aksi Bela Islam 3.
Melihat gejala Aksi Bela Islam 3 pada tanggal 2 Desember 2016 hakekatnya adalah gerakan ideologi soft Muslim People Power dalam bentuk aksi Super Damai yang digerakkan oleh kesamaan rasa akibat penistaan agama dan Kitab Suci Ummat Islam. Penistaan itu dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, khususnya atas Surat Al-Maidah 51.
Namun, ini hanya gunung es. Gerakan Bela Islam yang mirip Apel Gabungan Ummat Islam Nasional bahkan Internasional merupakan akumulasi berbagai kasus Ketidakadilan Sosial Indonesia, terutama ummat Islam sebagai pihak yang sering tersudutkan dan ideologinya dinistakan.
Karena itu, Aksi Bela Islam adalah gerakan murni akibat keraguan ummat Islam terhadap penegakan Supremasi Hukum oleh rezim saat ini. Hal itu terbukti dalam kasus penistaan agama oleh BTP, andai tidak ada Aksi Bela Islam 1 masyarakat pesimis Ahok akan diproses hukum, dan andai tidak ada Aksi Bela Islam 2 masyarakat juga pesimis Ahok akan diproses dengan tegas, cepat dan transparan.
Atas dasar lumpuhnya Keadilan Hukum dan Keadilan Sosial inilah maka Aksi Bela Islam 3 disambut secara heroik oleh masyarakat muslim khususnya.
Aksi Bela Islam bukan tanpa target. Selain menguatkan rasa dan barisan Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) dan Ukhuwah Wathaniyah (Persaudaraan Nasionalisme), aksi ini bertujuan untuk mengokohkan Persatuan Ummat Islam yang membawa pada Persatuan Indonesia.
Yang tak kalah pentingnya juga, aksi ini menuntut Keadilan Sosial dan Keadilan Hukum bagi seluruh rakyat Indonesia serta melawan kekuatan Oligarki yang telah membuat Indonesia terjajah secara politik, ekonomi, sosial, dan hukum. Penjarakan Penista Agama secepatnya!
Konsep Aksi Bela Islam 3 adalah unjuk rasa Islami dan Syar’i, walau ada pihak yang berusaha menggembosi bahwa ini bukan unjuk rasa tapi Majelis Zikir dan Doa, namun TUNTUTAN PENJARAKAN PENISTA AGAMA ADALAH TUJUAN UTAMA.
Semua tuduhan itu hanya isapan jempol belaka. Ummat Islam tidak percaya lagi dengan propaganda dan agenda setting semacam itu. Sebaliknya, ummat Islam semakin menguatkan ketaatan dan keterikatan kepada ulama dalam bingkai syariat. Itu terlihat pada aksi Bela Islam 2 dan berlanjut pada Aksi Bela Islam 3.
Melihat gejala Aksi Bela Islam 3 pada tanggal 2 Desember 2016 hakekatnya adalah gerakan ideologi soft Muslim People Power dalam bentuk aksi Super Damai yang digerakkan oleh kesamaan rasa akibat penistaan agama dan Kitab Suci Ummat Islam. Penistaan itu dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, khususnya atas Surat Al-Maidah 51.
Namun, ini hanya gunung es. Gerakan Bela Islam yang mirip Apel Gabungan Ummat Islam Nasional bahkan Internasional merupakan akumulasi berbagai kasus Ketidakadilan Sosial Indonesia, terutama ummat Islam sebagai pihak yang sering tersudutkan dan ideologinya dinistakan.
Karena itu, Aksi Bela Islam adalah gerakan murni akibat keraguan ummat Islam terhadap penegakan Supremasi Hukum oleh rezim saat ini. Hal itu terbukti dalam kasus penistaan agama oleh BTP, andai tidak ada Aksi Bela Islam 1 masyarakat pesimis Ahok akan diproses hukum, dan andai tidak ada Aksi Bela Islam 2 masyarakat juga pesimis Ahok akan diproses dengan tegas, cepat dan transparan.
Atas dasar lumpuhnya Keadilan Hukum dan Keadilan Sosial inilah maka Aksi Bela Islam 3 disambut secara heroik oleh masyarakat muslim khususnya.
Aksi Bela Islam bukan tanpa target. Selain menguatkan rasa dan barisan Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) dan Ukhuwah Wathaniyah (Persaudaraan Nasionalisme), aksi ini bertujuan untuk mengokohkan Persatuan Ummat Islam yang membawa pada Persatuan Indonesia.
Yang tak kalah pentingnya juga, aksi ini menuntut Keadilan Sosial dan Keadilan Hukum bagi seluruh rakyat Indonesia serta melawan kekuatan Oligarki yang telah membuat Indonesia terjajah secara politik, ekonomi, sosial, dan hukum. Penjarakan Penista Agama secepatnya!
Konsep Aksi Bela Islam 3 adalah unjuk rasa Islami dan Syar’i, walau ada pihak yang berusaha menggembosi bahwa ini bukan unjuk rasa tapi Majelis Zikir dan Doa, namun TUNTUTAN PENJARAKAN PENISTA AGAMA ADALAH TUJUAN UTAMA.
Maka dari itu perlu di
ingatkan kembali bahwa Aksi 212 adalah murni aksi Bela Islam dan Aksi Bela Al
Qur’an bukan aksi bela Parpol dan aksi dukung Parpol.
Bila pada waktu itu
ummat islam seperti mendukung beberapa porpol, itu dilakukan dalam rangka
memuluskan niat ummat Islam untuk menumbangkan arogansi sang Penista Al Qur’an
yang memang salah satu jalannya adalah dengan mengalahkanya serta menenggelamkannya
dalam PILKADA DKI JAKARTA. Karena Sang Penista berlindung dan didukung oleh
Parpol – parpol besar.
Sehingga bila hari ini
parpol yang pernah bergandengan tangan dengan ummat Islam pada PILKADA DKI
terlihat berubah haluan dan memilih berkoalisi dengan partai pendukung Penista
maka biarkanlah mereka dengan pilihannya. Dan bagi kita ummat Islam, jangan
gundah dan jangan resah karena kita berjuang untuk Alloh swt dan RosulNya, kita berjuang untuk Islam
dan Al Qur’an kita berjuang untuk Izzah Islam dan Muslimin..Allohu Akbar
Alloh lah sebaik baik
tempat mengadu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar