Tarian Sang Raja
Sang Raja |
Sekitar 10,000 tahun
sebelum masehi, Tersebutlah sebuah negri yang makmur dan sentausa, masyarakatnya
tenang dan tentram, mereka bukan masyarakat yang bergelimang harta tetapi
kehidupan mereka begitu tenang dan bersahaja, para petani hidup tenang karena
sang Raja menjamin ketersediaan pupuk dan benih dengan harga yang terjangkau.
Dan yang lebih menggembirakan hati mereka adalah Raja mereka
menampung semua hasil panen mereka dan
membeli dengan harga yang baik, sehingga para petani mendapatkan keuntungan
yang cukup.
Para pekerja juga tersenyum bahagia, karena mereka mendapatkan
jaminan pekerjaan yang langgeng sehingga mereka bisa merencanakan hidup dan
kehidupan mereka dengan baik, mereka tidak harus takut dengan berita PHK karena
perusahaan tempat mereka bekerja memindahkan investasinya.
Dan yang lebih membahagiakan hati adalah ketika melihat para
ibu, mereka sangat bergembira dengan keadaan negeri mereka yang aman dan
tentram, sembako murah mereka dapatkan dan bahan – bahan kebutuhan lainya mudah
dan murah, tidak perlu harus antri karena ketersediaan bahan pangan melimpah.
Tetapi kemudian semua itu berubah, karena tiba – tiba negeri
yang damai itu dipimpin oleh seorang Raja baru, awalnya dia hanyalah seorang
ketua dusun yang terpencil nun jauh di pelosok negeri , tetapi dengan tipu muslihatnya
akhirnya dia mampu naik ketampuk kepemimppinan dan menjadi raja.
Semua orang mulai cemas dan khawatir, takut kalau sang raja
baru akan membuat negeri yang damai ini menjadi rusak dan kacau karena ternyata
raja baru itu tidak memiliki kemampuan dan kecakapan dalam memimpin, dia juga
lebih suka membaca cerita - cerita dongeng dan hayalan, dia juga tidak bisa
berbahasa asing sehingga sulit untuk berhubungan dengan kerajaan lain, hubungan
baik yang dulu pernah terjalin kini harus putus hanya karena kendala bahasa.
Dan ke khawatiran itupun terjadi, sang raja benar - benar tidak mampu memimpin kerajaannya dengan
baik, perekonomian goyah, lapangan pekerjaan hilang, keamanan juga ikut
menghilang berbarengan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang
bertambah.
Dia lebih suka membangun bangunan dan melupakan perut rakyatnya,
dia lebih suka meminjam ( berhutang )ketimbang berhemat, dia lebih suka
bercengkrama daripada mendengarkan keluhan rakyatnya, demi memenuhi ambisinya
untuk membangun dia memaksa rakyatnya untuk bekerja lebih keras lagi demi
membeli dan memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mahal.
Para ibu dipaksa untuk menggunakan uang yang hanya sedikit
itu sebaik mungkin karena sembako yang dahulu murah dan mudah kini menjadi
mahal tak terhingga.
Dan sang raja itu benar – benar tidak perduli dengan keadaan
rakyatnya, dia tidak berbuat apa – apa untuk membahagiakan rakyatnya, tidak ada
kepandaian yang dia miliki, dia hanya pandai menari, ya dia pandai menari….menari
diatas penderitaan rakyatnya.
Kasihan mereka, semoga negeri itu segera terbebas dari raja
yang hanya pandai menari dan bernyayi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar