Keutamaan Ribath Dijalan Alloh SWT
Keutamaan Ribath |
Salman al-Farisi meeriwayatkan
sabda Nabi saw, “Barangsiapa yang berjuang siang dan malam di jalan Allah maka
ia memperoleh pahala puasa satu bulan dan ibadah malamnya. Barangsiapa
meninggal saat berjaga-jaga, pahalanya mengalir untuknya seperti pahala semasa
hidup, riski akan terus mengalir kepadanya dan terhindar dari fitnah
Ash-Shaiddiqi menjelaskan
difinisi ribath adalah menempati suatu tempat yang terletak di antara wolayah
Muslim dan kafir untuk berjaga-jaga dari serangan musuh.
Al-Aini berpendapat, “Ribath
adalah murabathah yang berarti menjaga perbatasan di mana mereka saling
bergantian bertugas.
Ibnu Qathibah berpendapat,
pada dasarnya ribath adalah mereka yang menambatkan kudanya di perbatasan di
mana mereka saling bergantian bertugas.
Ibnu at-Tiin mensyaratkan
ribath itu tidak pada tanah kelahirannya. Pendapat ini dunukilkannya dari Ibnu
Hubaub dari Malik.
Pendapat lain mengatakan,
ribath adalah berjaga-jaga mengantisipasi musuh dan mengamankan musuah ke dalam
darkah dan wilayah kekuasaan kaum muslimin.
Bayangkan betapa berjaga dalam
jangka waktu 24 jam saja dapat membuahkan pahala seperti orang yang beribadah
dan berpuasa selama sebulan. Bayangkan pula para sahabat Rasulullah saw yang
berjuang dan meninggal dalam keadaan berjaga-jaga. Berapa banyak pahala yang
terlah tercatat sejak ia mati terbunuh 15 abad silam hingga hari kiamt nanti.
Setiap hari tercatat untuk pahala orang berpuasa dan berbiadah selama satu
bulan penuh. Berapa banyak amal kebaikan yang akan tercatat dalam buku amal
kebaikannya, seolah ia mengisi hidpnya hanya dengan beribadah kepada Allah?
Tahukah anda ketahui, para
sahabat yang meninggal saat berjaga-jaga tercatat juga untuk mereka pahala
orang yang berpuasa dan beribadah selama 42 tibu tahun hingga permulaan
abad ini? Perhitungannya 30mhari x 1.400 tahun = 42.000 tahun.
Jika
anda ingin mengethaui lebih banyak tentang keutamaan ribath, mari kita tengiok
sejenak beberapa kisah sahabat yang yang diberkan kabar gembira beruapa surga
Dirwayatkan
dair Fadhalah bin Ubaid meriwayatkan sabda Nabi saw, “Setiap orang yang mati
maka terpurus amalnya, kecuali yang meninggal saat berjaga-jaga di jalan Allah.
Amalnya akan terus berbuah, hingga hari kiamat dan terhndar dari fitnah kubur
(Hr Abu Daud, Tirmidzi as-Sutyuthi, al-Bani menshahihkan)
Irbath bin
sariyah meriwayatkan sabda Nabi saw, “Setiap amal akan terputus dari pelakunya
jika ia meninggal kecuali orang yang berjaga-jaga di jalan Allah. Karena
amalnya aakan terus bebuah dan risknya akan terus mengalir sehingga hari
kiamat. (HR Ath-Thabrani, Suyuthi, al-Bani menshahihkan)
Diriwayatkan,
Abu Hurairah ra pernah tugas berjaga-jaga bersama para sahabat. Mereka berjalan
ke tepi pantai. Kemudian dikabarkan bahwa keadaannya baik dan aman. Mereka pun
beranjak pergi, sedang Abu Hurairah tetap tinggal. Seseorang lewat dan
bertanya, “Apa yang membuat anda menetap wahai Abu Hurairah? Ia menjawab, “Saya
mendengar Nabi saw bersabda, “Berdiri berjaga-jaga selama satu jam lebih baik
daripada Lailatul Qadar di sisi Hasar Aswad (HR Baihaqi, Al-Bani menshaihkan)
Anda bisa
menghitung, berapa banyak pahala ibadah pada malam al-Qadar. Pahalanya melebihi
ibadah selama 1000 bulan. Bayangkan jika itu di lakukan di Baituallah di mana
pahala shalat di sana dilipat gandakan menjadi 100 ribu shalat. Dapatkah anda
menghitung banyaknya pahalanya seadainya anda berjaga-jaga di jalan Allah
selama sehari?
Berarti
kalau ribath satu hari 24 jam x 83 tahun = 1.992 tahun, kalau seminggu berarti
7 hari x (24 jam x 83 tahun) = 13.944 tahun kalau sebulan 59.760 tahun masih
lebih baik. ribath
Kalau
shalat dalam satu hari di medan ribath, satu hari x 5 holat wajib = 100.000 =
500.000 sholat jika di tambah dengan sholat sunnahnya?
Seperti
anda ketahui, satu-satunya amalan yang pahalanya terus mengalir seteleh
meninggal adalah berjaga-jaga di jalan Allah. Apakah anda turut ambil bagian
dalam ladang pahala yang berlimpah ini di maana Salafus Shalih berlomba-lomba
dan bersabar dalam melakukannya?
Suatu
ketika, Salman al-Farisi ra bertemu dengan Syuhrabil bin as-Samithi ketika ia
berada di pos penjagaan. Saat itu, ia dan sahabat-sahabat laian merasa
terbebani dan susah. Ia berkata, “Maukah anda saya beritahukan sebauh hadist
yang saya dengar dai Rasulullah saw, wahai Ibnu as-Samithu?”
Ia
menjawab, “Ya. Salam berkata, “Saya mendegar Nabi saw bersabda, “Berjaga selama
satu hari lebih baik dan mungkin beliau mengatakan lebih baik dari puasa dan
beribadah selama sebulan. Barangsiapa meningga saat berjaga-jaga akan terhindar
dari firnah kubur. Sedangkan amalnya akan terus berbuah pahala hingga Hari
Kiamat.” (HR Timidhi, al-Bani menshahihkan)
SUMBER : KAJIANISLAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar