Breaking

Memangnya Siapa Kalian

Pasukan Alloh

KALIAN MENGHINA MUJAHIDIN, MEMANGNYA SIAPA KALIAN
Pada beberapa hari ini, kami mendengar ungkapan-ungkapan aneh dan pemikiran-pemikiran mengherankan yang keluar dari orang-orang yang muncul dalam banyak saluran televisi. Mereka bicara tentang urusan-urusan umat ini dengan ungkapan-ungkapan yang tidak jelas, namun mereka mengira suatu hal yang sangat jelas.
Pada hari ini, tidak ada kesibukan yang lebih menyibukkan manusia kecuali berkomentar tentang Ahli Jihad (mujahidin); celaan, membuat keraguan, pengaburan, penghinaan, penelantaran, dan menyebarkan berita dusta.
Banyak komentar dan perkataan yang memakai baju istilah ‘kritik konstruktif (membangun)’, ‘nasihat seorang saudara’, dan ungkapan-ungkapan lainnya. Sekilas, terlihat penuh kasih sayang, namun di dalamnya menyimpan kejahatan, keburukan, dan makar (tipu daya), ataupun pembodohan.
Sangat mengherankan! Seseorang yang tidak ikut berjihad, bagaimana ia bisa mengkritik para mujahidin dengan ungkapan, “Kalian telah berbuat salah, kalian telah berbuat ini, kalian telah meninggalkan itu, kalian … kalian …!” Siapa engkau ini, sehingga berani berbicara kepada para mujahidin, “Kalian ….”?!!
Mereka mengatakan, “Menurut kami, ini tidak boleh ….” Siapa kalian ini, sehingga kalian berani mengatakan, “Menurut kami ….”?!!
Bagi para mujahidin, tidak ada yang lebih mereka utamakan kecuali urusan jihad! Para mujahidin, mereka mereduksi seluruh ajaran agama dalam jihad, bukan dengan dakwah, ilmu, membangun yayasan, terlebih lagi negara … Semua perhatian mereka tertuju kepada jihad. Para mujahidin membunuh orang-orang tidak berdosa?! Para mujahidin tidak paham realitas?! Para mujahidin menggunakan kekerasan?!
Sungguh, seorang manusia pasti akan merasa malu untuk menjawab mereka hanya dengan kata-kata, sementara potongan tubuh orang-orang kafir berterbangan di depan kedua matanya, lewat adegan peperangan yang ditayangkan dalam siaran televisi. Bukankah gambar lebih mengena daripada kata-kata? Seandainya kami tidak mengetahui ada orang-orang yang tidak berdosa—yang dengan kepolosan dan kesederhanaannya—membenarkan perkataan mereka—orang-orang dungu tersebut, niscaya, kami tidak akan memberatkan diri untuk berpayah-payah menjelaskan semua ini. Akan tetapi,
Jika tidak ada kecuali lisan-lisan yang tersusun
Tidak ada yang bisa diperbuat dalam kondisi darurat

kecuali melakukannya

1 komentar:

Bro mengatakan...

Menarik sekali ulasannya...

Diberdayakan oleh Blogger.