Tauhid Uluhiyyah ( Bag 2 )
Tauhid Uluhiyyah |
SYARAT-SYARAT
SYAHADATAIN
Syahadatain memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh yang mengikrarkannya, pada masing-masing kesaksian, yaitu pada kesaksian LAA ILAAHA ILLALLAH , dan MUHAMMAD RASULULLAH.
A. SYARAT-SYARAT SYAHADAT TAUHID: ASYHADU AN-LAA ILAAHA ILLALLAH.
Yang dimaksud disini bukanlah menghitungnya, akan tetapi ia adalah syarat-syarat yang harus ada,laksana gigi-gigi pada sebuah kunci. Hal ini seperti dalam sebuah riwayat, bahwa suatu saat Wahb bin Munabbih (seorang Tabi’en) ditanya,”Bukankah Laa Ilaaha Illallah adalah kunci surga?”, iapun menjawab:”benar, namun tidak ada satu kuncipun kecuali mempunyai gigi-giginya. Jika engkau menggunakan kunci yg bergerigi, maka pintu itu akan terbuka, jika tidak,maka (pintu) tidak akan terbuka”.
Syahadatain memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh yang mengikrarkannya, pada masing-masing kesaksian, yaitu pada kesaksian LAA ILAAHA ILLALLAH , dan MUHAMMAD RASULULLAH.
A. SYARAT-SYARAT SYAHADAT TAUHID: ASYHADU AN-LAA ILAAHA ILLALLAH.
Yang dimaksud disini bukanlah menghitungnya, akan tetapi ia adalah syarat-syarat yang harus ada,laksana gigi-gigi pada sebuah kunci. Hal ini seperti dalam sebuah riwayat, bahwa suatu saat Wahb bin Munabbih (seorang Tabi’en) ditanya,”Bukankah Laa Ilaaha Illallah adalah kunci surga?”, iapun menjawab:”benar, namun tidak ada satu kuncipun kecuali mempunyai gigi-giginya. Jika engkau menggunakan kunci yg bergerigi, maka pintu itu akan terbuka, jika tidak,maka (pintu) tidak akan terbuka”.
Syarat-Syarat itu ada 7 macam, yaitu :
1. Al-Ilmu (Mengetahui), yang menafikan al-Jahl (kebodohan).
2. Al-Yaqin (yakin), yang menafikan asy-syak (keraguan).
3. Al-Qabul (menerima), yang menafikan ar-radd (penolakan).
4. Al-Inqiyad (Ketundukan), yang menafikan at-tark (meninggalkan).
5. Al-Ikhlash (kemurnian/ikhlash), yang menafikan asy-syirk (kesyirikan/ sekutu).
6. Ash-shidq (kejujuran), yang menafikan al-kadzib (kedustaan).
7. Al-Mahabbah (kecintaan), yang menafikan al-baghdaa (kebencian).
8. Mengingkari Peribadatan Kepada Thogut.
Adapun keterangannya adalah sebagai berikut :
Pertama : AL-ILMU, artinya: memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan (yaitu pada : LAA ILAAHA), dan apa yang ditetapkan (yaitu pada ILLALLAH). Karena kalimat LAA ILAAHA ILAALLAH terdiri dari 2 penggalan utama, yaitu LAA ILAAHA (tiada dzat yang diibadahi), dan ILLALLAH (kecuali ALLAH).
ALLAH berfirman (yang artinya) : “....akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya) (mengetahui dengan mendalam)” QS.43:86.
Kedua : AL-YAQIN, artinya :keyakinan yang dapat menghilangkan keraguan. Manakala seseorang meragukan kesaksian LAA ILAAHA ILLALLAH (tiada Dzat yang hak untuk disembah kecuali ALLAH), maka sia-sia belaka kesaksiannya. ALLAH berfirman (yang artinya) :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. “ . QS. 49:15.
Ketiga : AL-QABUL ,artinya : menerima kandungan dan konsekwensi dari syahadat, menyembah ALLAH semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Siapa yang mengucapkan tetapi tidak menerima dan mentaati, maka dia termasuk orang-orang yang difirmankan ALLAH dalam Surah ashshaffat :35-36,
Ketiga : AL-QABUL ,artinya : menerima kandungan dan konsekwensi dari syahadat, menyembah ALLAH semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Siapa yang mengucapkan tetapi tidak menerima dan mentaati, maka dia termasuk orang-orang yang difirmankan ALLAH dalam Surah ashshaffat :35-36,
(yang artinya) :”
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha
illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka
menyombongkan diri. dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus
meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” “
Keempat : AL-INQIYAD, artinya: Tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat. ALLAH berfirman,(yang artinya):
Keempat : AL-INQIYAD, artinya: Tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat. ALLAH berfirman,(yang artinya):
“Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah
kesudahan segala urusan.” QS.31 :22.
Kata “al-‘urwatul wutsqa (tali buhul yang kokoh) dalam ayat diatas adalah LAA ILAAHA ILLALLAH. Dan makna kata yuslim wajhahu (menyerahkan diri) adalah : yanqadu (tunduk, pasrah).
Kelima : AL-SHIDQU, artinya : Jujur dan tidak dusta. Mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkannya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka dia adalah munafik dan pendusta. ALLAH berfirman,
(yang artinya) : “Di
antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya
menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta.” QS.2 :8-10.
Keenam : AL-IKHLASH, artinya : memurnikan amal perbuatan dari berbagai noda kesyirikan, riya dan sum’ah. ALLAH berfirman,
Keenam : AL-IKHLASH, artinya : memurnikan amal perbuatan dari berbagai noda kesyirikan, riya dan sum’ah. ALLAH berfirman,
(yang artinya) :
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)”. QS.39:3.
Rasulullah saw bersabda (yang artinya) :”Sesungguhnya ALLAH mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH karena mengharapkan ridha ALLAH” (HR.al-Bukhari & Muslim).
Ketujuh : AL-MAHABBAH, artinya : Mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang-orang yang mengamalkan konsekwensinya. ALLAH berfirman,
(yang artinya) : “Dan di
antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah..” QS.2:165.
Maka ahli Tauhid mencintai ALLAH dengan cinta yang tulus, bersih. Sedangkan ahli syirk mencintai ALLAH dan mencintai yang lainnya. Hal ini bertentangan dengan isi LAA ILAAHA ILLALLAH.
Kedelapan : Mengingkari Peribadatan
kepada Thaghut
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu *barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan putus.* Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Baqoroh : 256)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Allah, dan *mengkufuri sesuatu yang disembah selain Allah,*
maka telah haram harta dan darahnya, dan pahalanya di sisi Allah.”
(HR. Muslim no 23)
KONSEKWENSI SYAHADAT TAUHID
1. Beribadah hanya kepada ALLAH dan mengkufuri peribadatan kepada selain-Nya. Karena inilah tujuan utama yang terkandung dalam kalimat ini.
2. Menerima seluruh syari’at ALLAH baik dalam urusan ibadah maupun urusan mu’amalah.
3. Menolak syari’at selain syari’at ALLAH.
4. Menetapkan asma dan shifat ALLAH sebagaimana yang ditetapkan ALLAH dan RasulNya, serta menafikan apa yang dinafikan oleh keduanya.
B. SYARAT-SYARAT SYAHADAT AR-RASUL : ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH
1. Mengakui kerasulannya dan meyakininya didalam hati.
2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajararan kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua serta seluruh umat manusia.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya.
KONSEKWENSI SYAHADAT AR-RASUL
1. Mengimani dan membenarkan apa yang dibawa Rasulullah saw.
2. Mentaati perintah dan meninggalkan larangannya.
3. Tidak mendahulukan perkataan seseorang diatas Rasulullah saw.
4. Tidak beribadah kecuali dengan apa yang disyariatkan oleh Rasulullah saw.
5. Tidak berkeyakinan bahwa Rasulullah saw menempati kedudukan Rububiyyatullah dan Uluhiyah-Nya, beliau hanyalah hamba dan RasulNya yang tidak berdusta. Beliau tidak mampu memberikan syafaat dan madlarat bagi dirinya maupun orang lain kecuali dengan kehendak ALLAH.
6. Tidak berkeyakinan bahwa Rasulullah saw mempunyai kemampuan Rububiyah (sifat-sifat ketuhanan: mencipta, memberi rizki, mendatangkan manfaat dan menolak madlarat) dan juga hak Uluhiyyah ( hak ketuhanan untuk disembah, diibadahi). Beliau memang manusia pilihan ALLAH dan semulia-mulia makhluk di muka bumi, dunia dan akhirat, namun beliau bukan Tuhan.
Itulah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kesaksian kita Bahwa LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD RASULULLAH. Hendaklah setiap diri memperhatikan syarat-syarat ini, dan selalu komitmen untuk senantiasa memenuhinya agar tidak mengeluarkannya dari keislaman.
Wallahu A’lam.
Disarikan dari buku-buku :
1. Kitab Tauhid jilid 1 (terjemahan kitab : attauhid lishinfil awwal al-Aali) ; karya Dr.Shalih bin Fauzan bin Abdullah Fauzan; penerbit Darul Haq-jakarta,serial buku no.14.
2. Alwala walbaro, Loyalitas dan antiloyalitas dalam Islam (terjemahan kitab: alwala walbaro fil-islam) ; karya syekh Muhammad bin Sa’id al-Qahthani; penerbit Era Intermedia- solo.
3. Mizanul Muslim,Barometer menuju Muslim Kaffah ; penulis:Tim telaah kitab Ar-Risalah,Abu Ammar,Abu Fatiah al-Adnani ;penerbit Cordova Mediatama- Solo,jateng .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar