Hari Raya di Hari Jumat
Iedul Fitri |
Bagaimana jika hari raya bertepatan dengan hari jumat, kita
laksanakan kedua – duanya ataukah salah satunya saja yang kita tunaikan.
Kita akan simak beberapa dalil berikut untuk menyimpulkan hukum
jumatan ketika hari raya jatuh di hari jumat.
Pertama, hadis
dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, bahwa Muawiyah bin Abi Sufyan
radhiyallahu ‘anhuma pernah bertanya kepadanya, ”Apakah kamu pernah mengalami
dua hari raya dalam sehari di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Lalu
apa yang beliau lakukan?”
Jawab Zaid bin Arqam, “Ya, beliau melakukan shalat id, kemudian beliau
memberikan rukhshah untuk menghadiri jumatan. Beliau bersabda, ”Siapa yang
ingin jumatan, silahkan datang jumatan.” (HR. Ahmad 19318, Abu Daud 1070, dan
dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Kedua, hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah ketika hari
id yang bertepatan dengan hari jumat, “Di hari ini ada dua hari raya. Siapa
yang telah hadir shalat id, dia boleh tidak jumatan. Tapi kami akan
menyelenggarakan jumatan.” (HR. Abu Daud 1073, al-Hakim 1064, al-Baihaqi dalam
al-Kubro, dan dishahihkan al-Albani).
Ketiga, hadis
dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, “Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, pernah terjadi hari raya yang bertepatan dengan hari jumat. Kemudian
beliau bersabda, “Siapa yang hendak menghadiri jumatan, silahkan dia datang.
Siapa yang ingin tidak hadir, silahkan tidak hadir.” (HR. Ibnu Majah 1312 dan
statusnya shahih li ghairih)
Keempat, dari
ulama tabiin, Atha’ bin Abi Rabah, beliau menceritakan pengalamannya di zaman
kepemimpinan Ibnu Zubair,
”Ibnu Zubair pernah mengimami shalat id di waktu dhuha yang bertepatan dengan
hari jumat. Kemudian ketika kami berangkat jumatan, ternyata Ibnu Zubair tidak
datang. Akhirnya kami shalat (dzuhur) sendiri-sendiri. Ketika itu, Ibnu Abbas
berada di Thaif. Ketika Ibnu Abbas datang, beliau mengatakan, “Telah sesuai
sunnah.” (HR. Abu Daud 1071 dan dishahihkan al-Albani).
Dalam
riwayat Ibnu Khuzaimah (no. 1465) terdapat tambahan, Ibnu Zubair
mengatakan, “Saya melihat Umar bin Khatab, ketika hari raya terjadi di hari
jumat, beliau melakukan semacam ini.”
Kelima, hadis
dari Abu Ubaid, beliau menceritakan pengalamannya di zaman Utsman, ketika id
bertepatan dengan hari jumat. Ketika khutbah id, Utsman mengatakan, “Wahai
manusia, hari ini terjadi dua hari raya. Siapa di antara penduduk desa pelosok
yang ingin menunggu jumatan, silahkan dia menunggunya. Siapa yang ingin pulang
(dan tidak jumatan), aku izinkan untuk pulang.” (HR. Bukhari 5572).
Keenam, Ali bin Abi Thalib pernah menyampaikan khutbah ketika hari
raya yang bertepatan dengan hari jumat, “Siapa yang ingin jumatan, silahkan
jumatan. Siapa yang ingin duduk (di rumah), silahkan diam di rumah.” (HR.
Abdurrazaq dalam al-Mushannaf, 5731)
Kesimpulan:
Pertama,
berdasarkan semua hadis dan riwayat dari para sahabat di atas, mayoritas ulama
berpendapat bahwa orang yang telah menghadiri shalat id, boleh tidak menghadiri
jumatan. Sebaliknya, siapa yang tidak hadir shalat id, kewajiban jumatan tidak
gugur baginya.
Kedua, status
bolehnya tidak jumatan adalah rukhshah. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang
pertama. Karena itu, jika tidak ada udzur dan kebutuhan mendesak, dianjurkan
agar mengambil azimah (lawan rukhshah), dengan tetap menghadiri jumatan.
Di
masa Utsman (simak hadis kelima), rukhshah ini beliau berikan kepada ahlul
awali (penduduk daerah pelosok). Di pagi hari mereka datang untuk shalat id di
Madinah. Akan sangat merepotkan jika mereka pulang kemudian balik lagi ke
Madinah siang hari untuk jumatan.
Ketiga, bagi yang tidak menghadiri jumatan, tetap wajib
mengerjakan shalat dzuhur. Baik shalat di rumah, atau di masjid yang tidak ada
jumatannya. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis keempat.
Keempat, jika
di masjid utama tidak ada jumatan, karena takmir tidak menyelenggarakan, maka
makmum tidak menggalang jumatan sendiri. Namun mereka shalat dzuhur
sendiri-sendiri. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis keempat.
Kelima, tidak disyariatkan adzan di masjid selain
untuk jumatan.
Dalam
Fatwa Lajnah dinyatakan,
Di hari itu, tidak
disyariatkan adzan kecuali di masjid yang menyelenggarakan jumatan. Tidak
disyariatkan adzan untuk shalat dzuhur di hari itu. (Fatwa Lajnah Daimah, no.
21160). Allahu a’lam.
Sumber : Islampos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar