Tetap Ceria Walau Berpuasa
Ceria Saat Puasa |
Abdullah bin Masud R.A berkata bahwa Rasulullah SAW berpesan
kepadanya, Hendaknya kamu di waktu pagi pada hari puasamu dalam keadaan
berminyak dan bersisir, janganlah kamu di waktu pagi pada hari puasamu dalam
keadaan bermukan masam.
(HR Tabrani dan Abu Nua’im)
(HR Tabrani dan Abu Nua’im)
Demi
kesempuranaan dan efektivitas ibdah puasa yang dilaksanakan Abdullah bin Mas’ud
r.a, Rasulullah SAW berpesan kepadanya agar memulai aktivitas puasa dengan
menyembunyikan ibadah puasanya dari orang lain dengan berpenmpilan rapi,
enerjik dan raut wajah yang selalu berseri-seri.
Secara
fisik, Ibnu Mas’ud R.A berpotensi menjadi sasaran ejekan dan bahan tertawaan
orang lain karena memiliki postur tubuh yang kecil dan kurus, terutama ketika
sedang berpuasa.
Ali, R.A
berkata. Nabi SAW memerintahkan Ibnu Mas’ud agar mengambil ranting pohon (untuk
siwak). Ketika memanjat pohon itu, para sahabat melihat betis Abdullah bin
Mas’ud sehingga mereka pun tertawa karena kedua betisnya sangat kecil dan
kurus.
Rasulullah
SAW bersabda: Apa yang kalian tertawakan? Sungguh kaki Abdullah ibn Mas’ud jauh
lebih berat dalam timbangan hari Kiamat daripada Gunung Uhud (HR Ahmad)
Kondisi
ini bisa jadi mengundang kesedihan dan kemarahan Ibnu Mas’ud R.A terhadap
orang-orang yang mengejek dan menertawakannya. Karena itu Nabi berpesan agar
senantiasa ceria dan menghiasi diri dengan senyuman, terutama pada saat
berpuasa.
Secara ekonomi, Ibnu Mas’ud adalah seorang yang miskin dan mengalami kesusahan hidup, hingga ia merasa yang paling berhak untuk mendapatkan sedekah dari istrinya daripada orang lain.
Zainab,
istri Abdullah bin Mas’ud berkata “Wahai Nabi Allah, hari ini engkau telah
memerintahkan kami untuk bersedekah, sedang aku memiliki sebuah perhiasan dan
aku berniat untuk menyedekahkanya, lalu ibnu Mas’ud mendakwahkan diri bahwa ia
dan anaknya adalah orang yang paling berhak untuk menerima sedekah dariku. Nabi
SAW bersabda, “Ibnu Mas’ud telah berkata benar, suamimu dan anakmu adalah orang
yang paling berhak menerima sedekah darimu” (HR. Bukhari)
Kondisi ini
berpotensi menjadi penyebab datangya kesedihan dan kegelisahan berkepanjangan,
terutama ketika sedang berpuasa yang diwarnai dengan rasa lapar dan dahaga.
Oleh karena itu, Nabi berpesan agar senantiasa ceria dan bermanis muka ketika
sedang berpuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar