Kisah Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA
Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA |
Hasan bin Ali adalah putra
Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad SAW. Beliau merupakan cucu
pertama Rasulullah yang lahir di bulan Ramadhan 625 atau dua tahun setelah
hijrah. Imam Hasan mendapat didikan langsung dari Rasulullah saw. Dan setelah Rasulullah
meninggal beliau dididik oleh ayahnya hingga akhirnya Imam Ali terbunuh dan
Imam Hasan dibaiat kaum Muslimin dan menjadi pimpinan saat itu bukan karena
wasiat ayahnya.
Namun Imam Hasan syahid dalam mempertahankan Islam dan
berikutnya Imam Husein yang menjadi Imam atas perintah Allah dan Rasul-Nya
serta wasiat Imam Hasan. Beliau wafat tahun 669 dalam usia 44 tahun. Imam Hasan
memiliki anak 11 orang. Bagi kaum Syiah beliau adalah Imam ke 2 dari 12 Imam
Syiah setelah ayahnya. Beliau pun merupakan figur utama dalam Sunni dan Syiah
karena merupakan ahlulbait. Beliau dihormati kaum Sufi karena jadi Waliy
Mursyid yang ke 2 setelah ayah beliau terutama bagi tarekat Syadzaliyyah.
Hingga saat ini sebagian besar tarekat Sufi telah mencapai Waliy Mursyid yang ke
40. Syekh Abdul Qadir Jaelani merupakan keturunan beliau dari Abdullah bin
Hasan bin Ali.
Imam Hasan merupakan gambaran dari salah satu manusia yang berbudi luhur, dikatakan : Ia adalah yang terbesar dari orang-orang di mata ku. Karakternya yang membuat dia besar di mata ku adalah simbol dari dunia ini di matanya. Ia diluar kuasa dari ketidak-tahuan. Ia memperluas tangannya untuk tak seorangpun kecuali dengan keyakinan dan hanya untuk suatu keuntungan akhirat. Ia tidak pernah mengeluh atau mempertunjukkan ketidakpuasan. Ia membelanjakan kebanyakan dari waktunya dengan kesunyian; tetapi ketika ia berbicara, ia lebih unggul dari para pembicara. Ia tidak berkata apa yang ia tidak akan lakukan.
Imam Hasan merupakan gambaran dari salah satu manusia yang berbudi luhur, dikatakan : Ia adalah yang terbesar dari orang-orang di mata ku. Karakternya yang membuat dia besar di mata ku adalah simbol dari dunia ini di matanya. Ia diluar kuasa dari ketidak-tahuan. Ia memperluas tangannya untuk tak seorangpun kecuali dengan keyakinan dan hanya untuk suatu keuntungan akhirat. Ia tidak pernah mengeluh atau mempertunjukkan ketidakpuasan. Ia membelanjakan kebanyakan dari waktunya dengan kesunyian; tetapi ketika ia berbicara, ia lebih unggul dari para pembicara. Ia tidak berkata apa yang ia tidak akan lakukan.
Ketika ia memilih salah satu dalam berbagai hal, yang ia ambil adalah yang
lebih dekat kepada Tuhan nya. Ia selesaikan dulu satu yang lebih dekat kepada
perasaan hatinya sedemikian sehingga ia akan menerima yang lain. Ia
menghindarkan menyalahkan seseorang untuk suatu perihal yang mana boleh
dimaafkan. Hatinya condong ke mesjid dan memperoleh berbagai hal yang bersifat
Quranic sebagai teman yang bermanfaat, suatu informasi yang asli, kemurahan
hati yang diharapkan, suatu kataan yang memandu di sebelah kanan, suatu kataan
yang aman dari kesalahan dan dosa.
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Al-Hasan dan Al-Husein adalah kesayangan ku dari dunia” (HR Bukhari).
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Al-Hasan dan Al-Husein adalah kesayangan ku dari dunia” (HR Bukhari).
Juga bersabda : “Al-Hasan dan
Al-Husein adalah sayyid (penghulu) para pemuda ahlul jannah” (HR Tirmidzi).
Rasulullah bersabda : Al-Hasan dariku dan
Al-Husein dari Ali” (HR Abu Dawud, Ahmad, Thabrani).
Dari Barra bin Azib, dia berkata : Aku melihat
Al-Hasan bin Ali di atas pundak Nabi SAW dan beliau bersabda : “Ya Allah
sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah dia” (HR Bukhari).
Dari Anas bin Malik ra
berkata : Tidaklah seorang pun yang mirip dengan Nabi SAW daripada Al-Hasan bin
Ali ra” Dari al-Hasan ra, dia mendengar Abu Bakrah berkata : “Aku mendengar
Nabi SAW di atas mimbar sedangkan Hasan disampingnya, beliau melihat kepada
manusia sesekali dan kepadanya sesekali yang lain dan bersabda : “Anakku ini
adalah sayyid dan semoga Allah aakan mendamaikan dengannya dua kelompok dari
kalangan muslimin”. (HR Bukhari)
Itulah keutamaan Imam
Hasan yang paling besar yang dipuji Rasulullah SAW yang telah mempersatukan
kaum Muslimin pada masa Muawiyyah yang masa itu dikenal dengan tahun Jama'ah.
Orang-Orang Quraish pernah berkunjung ketika kelahiran seorang bayi pria. Mereka berkata (ungkapan umum tentang ucapan selamat mereka) : “Selamat akan kelahiran dari ksatria ini” Beliau menjawab, “ Apa maksud perkataan ini? Siapa yang mengetahui, jika ia mungkin berjalan.” “O putra dari Rasulullah” Jabir berkata, “Apa yang sebaiknya kita katakan kemudian?” Imam menjawab : “Untuk memberi selamat untuk suatu pria yang baru lahir,, anda perlu katakan : Semoga anda bersyukur, dan diberkati, jadilah hadiah ini dan Allah boleh menyebabkan dia untuk mencapai kedewasaan dan memberikan anda dengan rizki-Nya. Seperti ketika beliau ditanya sekitar ksatria abad pertengahan, Imam Hasan menjawab : “Ksatria abad pertengahan adalah untuk bertaut pada agama, memperbaharui kekayaan dan memenuhi tugas dengan sepenuhnya”. Yang paling baik penglihatan dari pembedaan adalah yang adalah paling baik menembusnya. Pertemuan yang paling lekas mengerti adalah yang mempertahankan ingatan dan manfaat. Hati yang paling nyaring adalah yang murni dari kecurigaan.
Sebagai orang selalu diminta jawaban untuk nasihat, Imam Hasan mengatakan : Menghindari memuji-muji aku sebab aku mengetahui diri ku lebih baik daripada anda. Ia yang mencari pemujaan dan perlu membersihkan sendirinya untuk itu. Hukuman adalah tempat perlindungan untuk keselamatan. Ia yang mempertimbangkan merindukan perjalanan yang sungguh, pasti akan bersiap-siap menghadapi itu. Yang cerdas mestinya tidak menipu mereka yang mencari nasihat. Pengetahuan membuat tidak berlaku alasan dari pelajar itu untuk angkuh. Para pelayan Allah, takut Allah, mencari Nya dengan serius dan takut dari hukuman. Memahami kejadian sebelum menimpa dan terjadi dari hukuman dan datangnya kehancuran dari kesenangan itu. Kenyamanan dari dunia ini tidaklah terus menerus,, kemalangan nya tidak bisa dipercayai dan gangguan nya tidak bisa dihindarkan. Para pelayan Allah, anda perlu mengambil suatu memperingatkan dari contoh, belajar pelajaran dari peristiwa yang dipancarkan, menahan diri dari melakukan dosa demi Surga dan memperoleh manfaat dengan peringatan. Allah adalah suatu pendukung dan pelindung yang cukup, Surga adalah suatu penghargaan yang cukup dan Neraka adalah suatu hasil kejahatan malapetaka dan hukuman yang cukup.
Ketika Beliau melewati sebagian orang yang sedang bermain dan tertawa di Idul Fitri, Imam Hasan dihentikan pada mereka dan berkata:“Allah telah buat bulan Ramadan jalan dari makhluk-Nya sedemikian sehingga mereka akan bersaing satu sama lain dalam tindakan ketaatan kepada Nya mencapai kepuasan Nya. Sebagian orang yang lain didahului dan ia bisa memenangkan, selagi orang yang lain tertinggal dan gagal. Bagaimana anehnya bahwa yang main dan tertawa di hari ketika Allah dihadiahi dan pelanggar adalah kehilangan! Dengan udara Allah saya menghirup hawa sejuk, jika tutup dipindahkan, mereka akan menyadari bahwa Allah sibuk dengan keuntungan mereka dan penjahat sibuk dengan dosa mereka. Imam kemudian meninggalkan.
Orang-Orang Quraish pernah berkunjung ketika kelahiran seorang bayi pria. Mereka berkata (ungkapan umum tentang ucapan selamat mereka) : “Selamat akan kelahiran dari ksatria ini” Beliau menjawab, “ Apa maksud perkataan ini? Siapa yang mengetahui, jika ia mungkin berjalan.” “O putra dari Rasulullah” Jabir berkata, “Apa yang sebaiknya kita katakan kemudian?” Imam menjawab : “Untuk memberi selamat untuk suatu pria yang baru lahir,, anda perlu katakan : Semoga anda bersyukur, dan diberkati, jadilah hadiah ini dan Allah boleh menyebabkan dia untuk mencapai kedewasaan dan memberikan anda dengan rizki-Nya. Seperti ketika beliau ditanya sekitar ksatria abad pertengahan, Imam Hasan menjawab : “Ksatria abad pertengahan adalah untuk bertaut pada agama, memperbaharui kekayaan dan memenuhi tugas dengan sepenuhnya”. Yang paling baik penglihatan dari pembedaan adalah yang adalah paling baik menembusnya. Pertemuan yang paling lekas mengerti adalah yang mempertahankan ingatan dan manfaat. Hati yang paling nyaring adalah yang murni dari kecurigaan.
Sebagai orang selalu diminta jawaban untuk nasihat, Imam Hasan mengatakan : Menghindari memuji-muji aku sebab aku mengetahui diri ku lebih baik daripada anda. Ia yang mencari pemujaan dan perlu membersihkan sendirinya untuk itu. Hukuman adalah tempat perlindungan untuk keselamatan. Ia yang mempertimbangkan merindukan perjalanan yang sungguh, pasti akan bersiap-siap menghadapi itu. Yang cerdas mestinya tidak menipu mereka yang mencari nasihat. Pengetahuan membuat tidak berlaku alasan dari pelajar itu untuk angkuh. Para pelayan Allah, takut Allah, mencari Nya dengan serius dan takut dari hukuman. Memahami kejadian sebelum menimpa dan terjadi dari hukuman dan datangnya kehancuran dari kesenangan itu. Kenyamanan dari dunia ini tidaklah terus menerus,, kemalangan nya tidak bisa dipercayai dan gangguan nya tidak bisa dihindarkan. Para pelayan Allah, anda perlu mengambil suatu memperingatkan dari contoh, belajar pelajaran dari peristiwa yang dipancarkan, menahan diri dari melakukan dosa demi Surga dan memperoleh manfaat dengan peringatan. Allah adalah suatu pendukung dan pelindung yang cukup, Surga adalah suatu penghargaan yang cukup dan Neraka adalah suatu hasil kejahatan malapetaka dan hukuman yang cukup.
Ketika Beliau melewati sebagian orang yang sedang bermain dan tertawa di Idul Fitri, Imam Hasan dihentikan pada mereka dan berkata:“Allah telah buat bulan Ramadan jalan dari makhluk-Nya sedemikian sehingga mereka akan bersaing satu sama lain dalam tindakan ketaatan kepada Nya mencapai kepuasan Nya. Sebagian orang yang lain didahului dan ia bisa memenangkan, selagi orang yang lain tertinggal dan gagal. Bagaimana anehnya bahwa yang main dan tertawa di hari ketika Allah dihadiahi dan pelanggar adalah kehilangan! Dengan udara Allah saya menghirup hawa sejuk, jika tutup dipindahkan, mereka akan menyadari bahwa Allah sibuk dengan keuntungan mereka dan penjahat sibuk dengan dosa mereka. Imam kemudian meninggalkan.
REF//BIOGRAFI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar