Breaking

Ini Lho Difinisi Islam, Sudah Tahu Belum

Makna Islam
Makna Islam

Diantara kita mungkin ada yang belum mengetahui difinisi Islam ( Dien Al Islam ) sehingga ketika ditanya apa itu Islam maka dia akan menjawab dengan sesuatu yang mungkin tidak sesuai dengan pemahaman para ulama Sunnah. Atau bahkan ada yang sama sekali tidak mampu menjawab pertanyaan itu. Lalu apa sebenarnya difinisi Islam itu. Berikut kami kutipkan pengertian Islam dari kitab Al ushul Ats Tsalatsah.

Islam adalah :

اْلاِسْتِسْلاَمُ لِلَّهِ بِالتَّوْحِيْدِ، وَالْاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ، وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِهِ

“Berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk patuh dengan mentaatinya, dan berlepas diri dari kesyirikan dan para pelakunya.”
Ini adalah difinisi Islam yang kemudian disepakati oleh sebagian besar Ulama Sunnah.

Sedangkan Islam itu sendiri memiliki tiga tingkatan yaitu : Islam, iman, dan ihsan. Masing-masing tingkatan memiliki rukun tersendiri.
Rukun Islam ada lima: syahadatain (لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللَّهِ), menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah al-Haram.

Dalil syahadat adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

(( شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ))

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS. Ali Imran [3]: 18]

Maknanya adalah (لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلاَّ اللَّهُ) “tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah”. Lafazh (لَا إِلَهَ) menafikan seluruh yang disembah selain Allah dan lafazh (إِلاَّ اللَّهُ) menetapkan bahwa ibadah hanya untuk Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ibadah kepada-Nya, begitu juga tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya.  Tafsir tentang ini akan jelas dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

(( وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (٢٦) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (٢٧) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ))

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: ‘Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.’ Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” [QS. Az-Zukhruf [43]: 26-28]

(( قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ ))

“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan kita tidak persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.’ Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).’” [QS. Ali Imran [3]: 64]

Dalil syahadat مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللَّهِ adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

 لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” [QS. At-Taubah [9]:128]
Makna syahadat (مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللَّهِ) adalah:

[1] (طَاعَتُهُ فِيْمَا أَمَرَ): mentaati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap apa yang diperintahkannya.

[2] (تَصْدِيْقُهُ فِيْمَا أَخْبَرَ): membenarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap apa yang dikabarkannya.

[3] (اِجْتِنَابُ مَا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ): menjauhi apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam larang dan peringatkan.

[4] (أَنْ لَا يُعْبَدَ اللَّهُ إِلاَّ بِمَا شَرَعَ): Allah tidak disembah kecuali dengan apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam syariatkan.

Dalil shalat, zakat, dan tafsir tauhid adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

(( وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ))

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” [QS. Al-Bayyinah [98]: 5]

Dalil puasa adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

(( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ))

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah [2]: 183]

Dalil haji adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

(( وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ ))

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkarinya, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.” [QS. Ali Imran [3]: 97.]

ref//UshulTsalatsah

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.