Tanam Kebaikan bukti Cinta Akhirat
Menanam Kebaikan |
Oleh
: Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi رحمه الله
Translate :
Tim Media Farid Okbah
Murajaah :
KH. Farid Ahmad Okbah. MA حفظه الله
Suatu ketika
ada seorang lelaki menemui Syaikh Asy-Sya’rawi , lalu bertanya kepada beliau,
“Saya ingin tahu, apakah saya termasuk pecinta dunia atau pecinta akhirat!”
Syaikh pun
menjawab, “Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya. Allah tidak
menilai kedudukan seseorang berdasarkan penilaian orang lain. Nilai seseorang
ada di tangannya sendiri!”
Lelaki itu
kembali bertanya, “Bagaimana itu?”
Syaikh
menjawab, “Sebab kamu bisa menipu orang lain, namun tak mungkin menipu dirimu
sendiri. Nilai dirimu ada di tanganmu. Kamu bisa mengetahui sendiri apakah kamu
termasuk pecinta dunia atau pecinta akhirat!”
Lelaki itu
bertanya, “Bagaimana bisa begitu?”
Syaikh
menjawab, “Jika ada dua orang; yang satu menemuimu untuk memberi uang, dan yang
satu ingin meminta sedekah darimu. Mana yang lebih kamu sukai?”
Lelaki itu
pun hanya terdiam.
Syaikh
menimpali, “Jika kamu lebih suka dengan orang yang memberi harta, berarti kamu
pecinta dunia. Jika kamu lebih suka dengan yang meminta sedekah, berarti kamu
pecinta akhirat!”
Sesungguhnya
manusia akan bahagia dengan siapa yang memberi kesenangannya. Yang memberiku
harta berarti memberiku dunia. Sedangkan yang meminta sedekah, ia memberiku
akhirat. Maka berbahagialah dengan orang yang meminta sedekah kepadamu, bahkan
lebih bahagia daripada yang memberimu harta.
Lelaki itu
pun mulai mengulang-ulang “Subhanallah….”
Syaikh
melanjutkan, “Karena itulah orang-orang saleh zaman dahulu, jika ada yang
meminta sedekah, mereka sambut dengan suka cita; “Selamat datang wahai orang
yang akan membawa kebaikan-kebaikanku hingga akhirat, tanpa harus ada imbalan!”
Dia terima dengan bahagia dan sambutan hangat.”
Lelaki itu
berkata, “Kalau begitu Inna lillah wa inna ilaihi raji’un!”
Syaikh
berkata, “Jangan putus asa dari rahmat Allah. Naiklah kendaraan mereka, niscaya
kamu menemui mereka (menyamai mereka). Jika kamu belum mampu seperti mereka,
serupailah mereka. Sesungguhnya meniru orang-orang besar adalah kesuksesan.”
Jika ada yang
mengeluhkan kegalauannya, dengarkanlah…
Jika ada yang
meminta maaf, maafkanlah…
Jika ada yang
membutuhkan, berinfaklah…
Kamu tidak
dituntut di kantongmu selalu ada mushaf, namun kamu dituntut agar akhlakmu
sesuai ayat.
Alangkah
beruntung orang yang menanam kebaikan di antara manusia.
sumber : faridokbah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar