Ulama Penjilat
Ulama Suu' |
Jika kita melihat hari ini ada orang yang kita anggap ulama
atau ustadz akan tetapi mereka lebih memilih menjadi pendukung kesesatan,
pembela kedzaliman atau bahkan penentang
dakwah yang haqq, maka kita jangan terlalu heran dan bingung. Karena perilaku
seperti itu sudah ada sejak lama dan bahkan sejak zaman kenabian, dimana ada
orang yang Alloh karuniakan ilmu yang luas tetapi dia tidak bertindak sesuai
dengan ilmunya dan lebih memilih mengikuti hawa nafsunya.
Dulu dizaman Nabi Musa Alaihisalam ada ulama yang
berperilaku seperti itu, dia adalah Bal’am bin ba’ura, dan Alloh Azza wa Jalla
abadikan kisah nya sebagai pelajaran dalam Al Qur’an.
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya
ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri
dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia
tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya
diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).Demikian itulah perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berpikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami, dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. ( QS Al A’raaf :
175 – 177 )
Menurut cerita dari Ibnu Abbas, pada zaman Nabi Musa ada seorang
alim bernama Bal'am bin Ba'ura. Allah telah menganugerahkan kepada Bal'am
rahasia khasiat-khasiat nama-nama Allah Yang Maha Besar [Do'a Bal'am bin Ba'ura
mustajab]. Setelah peristiwa firaun dilemaskan dalam laut, Musa AS dan bani
Israel yang selamat terus mengembara sehingga hampir sampai dengan negeri
tempat tinggal Bal'am. Raja negeri tersebut ketakutan, takut kalau-kalau
negerinya diserang oleh kaum yang telah berhasil mengalahkan Firaun. Setelah
bermusyawarah dengan penasihat-penasihatnya Raja tersebut memutuskan untuk
meminta pertolongan Bal'am agar Bal'am menggunakan ilmunya [berdo'a] untuk mengalahkan
Musa
Awalnya Wali Allah ini menolak permintaan raja negeri tersebut
karena takut akan azab Allah SWT. Seperti juga sejarah Nabi Adam as yang mana
iblis pernah menyuruh Adam memakan buah dari pohon yang dilarang oleh Allah SWT
melalui Hawa. Tetapi Nabi Adam as terpengaruh dengan Hawa karena bisikan iblis
yang halus itu dan melanggar larangan Allah SWT dan diusir dari surga dan
dibuang ke dunia.
Begitu juga raja negeri tersebut telah menggunakan isteri Bal'am
seperti iblis menggunakan Hawa. Firaun telah memberi hadiah berupa
barang-barang kemas dan perhiasan yang mahal kepada istri Bal'am sebagai umpan
agar Bal'am mendoakan akan Musa.
Awalnya Bal'am masih tidak mau mendoakan. Akan tetapi setelah
istrinya tidak berbicara, memperlakukan dan menyediakan makanan seperti biasa
dibuat. Akhirnya Bal'am pun bertanya kepada istrinya mengapa istri beliau mogok
dan dia tidak diperlakukan seperti biasa dilakukan. Istri Bal'am berkata
"berdoalah bukan susah seperti yang dipinta oleh Raja".
Bal'am dengan kekuatan ilmunya dan kemujaraban doanya meminta agar
Musa Alaihisalam beserta kaumnya terkena mudharat, dan doa Bal'am itu
termakbul, menyebabkan Musa tersesat di satu tempat yang bernama Tih (sekarang:
semenanjung Sinai) selama 40 tahun.
Kesesatan yang maha dahsyat itu, menyebabkan Musa bertanya Allah
SWT, "Ya Tuhan, apakah dosa yang kami lakukan sehingga kami tersesat di
Tih ini?"
Jawab Allah SWT, "bersumber dari doa Bal'am"
Musa menjawab kepada Allah, "wahai Allah, seperti kamu mendengar
doa Bal'am terhadapku, maka tolong makbulkan doaku terhadap Bal'am"
Lalu, Musa mendoakan agar Bal'am dicabut keimanan dari dirinya.
Doa Nabi Musa dikabulkan oleh Allah, menyebabkan Bal'am mati dalam keadaan
kafir dan lidahnya terjulur seperti anjing.
Itulah sepenggal kisah seseorang yang telah Alloh karuniakan ilmu
dan hikmah yang banyak akan tetapi dia tergiur dengan kenikmatan dunia yang
hanya sesaat dan lebih memilih bersekutu dengan orang – orang kafir untuk
memberikan mudharat kepada orang – orang mukmin.
Jika hari ini kita temukan sosok ulama atau ustadz yang lebih
memilih untuk berkumpul dan bersama dengan orang – orang kafir dibandingkan
dengan saudara muslim nya, mungkin dia telah terfitnah sebagaimana bal’am
pernah terfitnah.
Wallohu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar