Breaking

Menjemput Kematian

Kematian
Kematian
ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
 "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan." (Q.S. Al-Anbiyā' 21 : 35)

 ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia telah menetapkan kematian pada setiap makhluk-Nya, maka bagaimanapun usaha manusia melawan, menghalangi atau menghindar dari kematian, kematian itu tetap akan menyusulnya.

ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

 "Di mana saja kamu berada. Kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (Q.S. An-Nisā' 4 : 78)

 "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (ALLAH), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S. Al-Jumu'ah 62 : 8)

 "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya." (Q.S. Qāf 50 : 19)

 "Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan." (Q.S. Al Wāqi'ah 56 : 60)

Dan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman
 "Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan. Padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu.Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh ALLAH)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar." (Q.S. Al Wāqi'ah 56 : 83-87)

 Dari Abdullah radhiyallahu 'anhu, dia berkata,
 "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat garis segi empat, dan Beliau membuat garis di tengahnya keluar darinya. Beliau membuat garis-garis kecil kepada garis yang ada di tengah ini dari sampingnya yang berada di tengah. Beliau bersabda, "Ini manusia, dan ini ajal yang mengelilinginya, atau telah mengelilinginya. Yang keluar ini adalah angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya."" (H.R. Bukhari)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu." (H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan." (H.R. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan An-Nasa'i)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu." (H.R. Ath-Thabarani dan Al-Hakim)

Dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin, Syumaith bin 'Ajlan berkata,

 "Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap." (H.R. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi dan Nasa'i)

 Dari bin 'Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata,

 "Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu seorang Anshar mendatangi Beliau, ia memberi salam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, mu'min manakah yang paling baik?" Beliau bersabda, "Yang paling baik akhlaqnya." "Lalu mu'min manakah yang paling cerdas?", ia kembali bertanya. Beliau bersabda, "Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas." (H.R. Ibnu Majah)

Semoga kita dijadikan Alloh untuk senantiasa mampu mengingat kematian dan mempersiapkan bekal kematian dengan sebaik - naiknya, Aamiin Insya Alloh.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.