Dua Tetes dan Dua Bekas
Takut Kepada Alloh |
Pernahkah Anda
menangis -dalam keadaan sendirian- karena takut siksa Allah Ta’ala?
Ketahuilah,
sesungguhnya hal itu merupakan jaminan selamat dari neraka.
Menangis karena
takut kepada Allah Ta’ala akan mendorong hamba untuk selalu istiqâmah di
jalan-Nya, sehingga akan menjadi perisai dari api neraka.
Nabi Salallahu
‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Tidak akan masuk
neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah sampai air susu
kembali ke dalam teteknya. Dan debu di jalan Allah tidak akan berkumpul dengan
asap neraka Jahannam”.
Mengapa Harus
Menangis?
Seorang Mukmin yang
mengetahui keagungan Allah Ta’ala dan hak-Nya, setiap dia melihat dirinya
banyak melalaikan kewajiban dan menerjang larangan, akan khawatir dosa-dosa itu
akan menyebabkan siksa Allah Ta’ala kepadanya.
DARI Ibnu Abbas
Radhiallahu 'Anhuma, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Ada
dua mata yang tidak akan disentuh api neraka. (Yaitu) mata yang menangis karena
takut kepada Allah dan mata yang terjaga dalam keadaan berjaga-jaga
fisabilillah". (HR. At-Tirmidzi No. 1639, Beliau mengatakan: hasan.
Disahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Inilah
tangisan orang-orang yang bartobat, yang takut terhadap siksa-Nya dan ke-Maha
Kuasaan-Nya. Imam Al-Munawi Rahimahullah mengatakan: "Yaitu rasa takut
terhadap siksa-Nya atau kehebatan keagungan-Nya. (At-Taisir, 2/293)
Syaikh
Abul 'Ala Al-Mubarakfuri Rahimahullah menjelaskan: "Ini adalah kedudukan
orang-orang yang berjihad, bersama orang-orang yang bertobat dari maksiatnya,
sama saja apakah dia seorang berilmu atau bukan". (Tuhfah Al-Ahwadzi,
5/221)
Dari
Abu Umamah Radhiallahu 'Anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak
ada suatu apa pun yang lebih Allah cintai dibandingkan dua tetes dan dua bekas:
ada pun dua tetes yaitu tetesan air mata karena takut kepada Allah dan
tetes-tetas darah fisabilillah. Sedangkan, dua bekas adalah bekas-bekas saat
jihad fisabilillah dan bekas dari menjalankan kewajiban". (HR. At-Tirmidzi
No. 1669, katanya: hasan gharib. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir, No. 7918.
Dishahihkan oleh Imam As-Suyuthi, Al-Jaami' Ash-Shaghiir No. 7600. Dihasankan
oleh Syaikh Al-Albani)
Ref//Arbionline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar