Kisah Abbad bin Bisyr Ra
Abbad bin Bisyir Ra |
Seperti dikutip dari buku Kisah Singkat
Sahabat Nabi Muhammad SAW, peperangan demi peperangan itu bagaikan kekuatan
pembawa cahaya serta kebaikan yang bertarung dengan kekuatan gelap pembawa
kejahatan.
'Abbad bin Bisyir selalu berada
di barisan terdepan dalam berjihad di jalan Allah. Ia dengan gagah berani
menaklukkan para musuh dan melindungi Nabi dengan cara-cara yang
mengagumkan.
Kisah
berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana kekuatan iman 'Abbad bin Bisyir
dan konsistensinya melindungi Nabi Muhammad. Ketika pertempuran Dzatur Riqa'
usai, waktu memasuki malam hari.
Rasulullah
dan pasukan Muslim memutuskan mendirikan tenda peristirahatan dengan jarak aman
dari medan laga yang telah usai. Namun, situasi masih dirasakan cukup genting.
Karena
itu, Rasulullah membentuk tim yang terdiri atas beberapa sahabat agar
mereka berjaga secara bergiliran. Maka terpilihlah antara lain 'Ammar bin Yasir
dan 'Abbad bin Bisyir dalam satu kelompok. Sementara tim ini tetap awas di pos
penjagaan, Rasulullah masuk ke tendanya untuk beristirahat. Malam gelap gulita.
Selang
beberapa saat kemudian, 'Abbad bin Bisyir mendapati rekannya, 'Ammar, belum
lepas dari kondisi lelah pascapertempuran sebelumnya. Ia tampak mengantuk
sehingga, menurut 'Abbad bin Bisyir, perlu istirahat barang sejenak.
Karena
itu, 'Abbad menyilakan 'Ammar tidur terlebih dahulu, sementara ia sendiri akan
berjaga-jaga. Baru setelah 'Ammar mendapatkan istirahat yang cukup, giliran
'Abbad bin Bisyir beristirahat sedangkan 'Ammar menggantikan penjagaan.
'Abbad
bin Bisyir mengawasi segala penjuru di tengah pekatnya malam itu. Selang
beberapa lama, suasana dirasakannya aman. Maka timbul dalam pikirannya mengisi
waktu dengan melakukan shalat beberapa rakaat. 'Abbad bin Bisyir pun bangkit
menunaikan shalat.
Ia
berdiri dan melakukan takbiratulihram. Ketika sedang membaca surah sesudah
al-Fatihah, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan menancap di pangkal
lengannya.
'Abbad
bin Bisyir tidak rubuh, melainkan tetap tenang dan melanjutkan bacaannya dalam
shalat. Ia hanya mencabut anak panah itu dari pangkal lengannya yang kini telah
mengucurkan darah.
Selang
kemudian, sebuah anak panah melesat lagi dari arah yang berbeda dan tepat
mengenai anggota tubuh 'Abbad bin Bisyir. Namun, ia tetap khusyuk melanjutkan
bacaan Alquran dan tidak membatalkan shalatnya.
Bagaikan
tak terjadi apa-apa pada tubuhnya, yang kini sudah mengeluarkan darah, seperti
anak panah yang pertama, 'Abbad bin Bisyir juga mencabut anak panah itu dan
menyingkirkannya.
Ketika
'Abbad bin Bisyir melakukan rukuk, sebuah anak panah melesat lagi dan menusuk
anggota tubuhnya. 'Abbad menarik anak panah itu dan meminggirkannya.
Kini,
kondisi tubuhnya sudah lemah, tetapi ia tak membatalkan shalatnya. Ia terus
bangkit dari sujudnya dan membaca tasyadud. Sesudah itu, ia membangunkan
'Ammar.
Gantikan
aku berjaga karena aku telah kena anak panah! kata 'Abbad bin Bisyir
sambil menahan kesakitan lantaran tertusuk anak panah.
'Ammar
segera bangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya ia menjumpai kondisi tubuh
'Abbad yang berlumuran darah dari tiga titik. 'Ammar pun berdiri dan membuat
pergerakan dan suara gaduh, sehingga musuh yang tadinya menyelinap mendekat
pada akhirnya melarikan diri lantaran mengira banyaknya jumlah penjaga.
'Ammar
menghampiri 'Abbad bin Bisyir dan bertanya, Subhanallah ! Mengapa saya tidak
dibangunkan ketika Anda dipanah yang pertama kali tadi?
Ketika
aku shalat tadi, aku membaca beberapa ayat Alquran yang amat mengharukan
hatiku, sehingga aku tak ingin memutuskannya. Dan demi Allah, aku tidaklah akan
menyia-nyiakan pos penjagaan (ribath) yang ditugaskan Rasul kepada kita untuk
menjaganya.
Sungguh,
aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca
itu, jawab 'Abbad bin Bisyir.
Dari
sini, 'Abbad bin Bisyir terkenang dengan pidato Nabi Muhammad yang tertuju pada
kaumnya, Anshar.
Hai
golongan Anshar! Kalian adalah utama, sedang golongan lain bagai kulit ari!
Maka tak mungkin aku dikhianati oleh pihak kalian!
Sejak
menyimak kata-kata Rasulullah itu, 'Abbad bin Bisyir berkomitmen kuat
menyerahkan segala yang ada pada dirinya dengan pengorbanan yang tulus hanya
demi Allah dan Rasul-Nya.
Sumber : ROL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar