Musibah Adalah Barometer Kesabaran
Sabar dalam Musibah |
Musibah adalah ukuran kesabaran
seorang hamba
Dunia adalah negeri ujian dan cobaan,
Allah ingin melihat keimanan dan keteguhan hati seorang hamba, maka Allah
kirimkan kepada mereka musibah dan bencana, akankah mereka sabar dan kembali
menuju Allah ataukah justru menjauhkan dirinya dari Allah.
الَّذِي خَلَقَ
الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Allah Dzat yang menjadikan kematian
dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara yang lebih baik amalnya. Dan
Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al Mulk: 2)
النبي صلى الله عليه
و سلم قال إن عظم الجزاء مع عظم البلاء وإن الله إذا أحب قوما ابتلاهم فمن رضي فله
الرضا ومن سخط فله السخط
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada beratnya cobaan,
sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan mengujinya
mendatangkan kepadanya musibah dan bencana, barangsiapa yang ridho dengan
cobaan tersebut maka Allah pun ridho kepadanya, dan barangsiapa yang murka dan
berkeluh kesah maka ia akan mendapatkan murka Allah.” (HR. Tirmidzi dan
dishohihkan al-Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi: 2396)
Maka apabila anda ditimpa musibah,
maka berdoalah dengan doanya nabi Yunus ‘Alaihis Salaam.
لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Tidak ada sesembahan yang berhak
disembah melainkan hanya Engkau, Maha Suci Engkau dan sesungguhnya diriku
adalah termasuk golongan orang yang zalim
Musibah itu Menjadikan Seseorang Lebih
Menjernihkan Tauhidnya dan Menautkan Hatinya kepada Allah
Banyak orang sebelum diuji penyakit,
dia melupakan Allah namun ketika Allah mengujinya dia mulai mengenal Allah ia
mau shalat, ini berarti penyakitnya mengantarkan dirinya mendekat kepada Allah.
Wahab bin Munabbih berkata, “Alloh
menurunkan cobaan supaya hamba memanjatkan doa dengan sebab bala’ itu.” Dalam
surat Fushshilat, ayat 51, Alloh berfirman:
٥١. وَإِذَا
أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنسَانِ أَعْرَضَ وَنَأى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ
الشَّرُّ فَذُو دُعَاء عَرِيضٍ
“Dan apabila Kami memberikan nikmat
kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa
malapetaka maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushshilat: 51)
Musibah dapat menyebabkan seorang
hamba berdoa dengan sungguh-sungguh, tawakkal dan ikhlas dalam memohon. Dengan
kembali kepada Alloh (inabah) seorang hamba akan merasakanmanisnya iman, yang
mana hal itu lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita.
Memunculkan berbagai macam ibadah yang
menyertainya.
Di antara ibadah yang muncul adalah
ibadah hati berupa khosyyah (rasa takut) kepada Alloh. Berapa banyak musibah
yang menyebabkan seorang hamba menjadi istiqomah dalam agamanya, berlari
mendekat kepada Alloh, menjauhkan diri dari kesesatan.
Amat banyak hamba yang
setelah ditimpa sakit, ia mau memulai bertanya persoalan agamanya, mulai
mengerjakan sholat, dan berbuat kebaikan, yang kesemua itu tak pernah ia
lakukan sebelum menderita sakit. Maka sakit yang dapat memunculkan
ketaatan-ketaatan pada hakekatnya merupakan kenikmatan baginya.
Maha Benar Alloh dalam firmannya:
٢١٦. … وَعَسَى أَن
تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ
تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal
ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.
al-Baqoroh: 216)
Sumber : Suaraaliman.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar