Kebersamaan Hati, bukan Kebersamaan Jasad
Hati Yang Menyatu |
Oleh: KH. Farid Ahmad Okbah. MA حفظه الله
Kebersamaan itu penting untuk
dibangun, jangan sampai ada perpecahan, keributan, permusuhan. Sebab Rasulullah
Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,
يَدُ اللهِ مَعَ
الجَمَاعَةِ
“Tangan Allah bersama jamaah.” (HR.
Tirmidzi, no. 2166. Shahih)
Kekuatan kita ada pada kebersamaan,
persatuan, dan itu semua perlu digalakan. Artinya semua harus dibangun sejak
awal. Selama ini banyak yang berteriak “Kita harus bersatu”. Orang seperti
lompat, mau naik tangga namun langsung ke atas, seharusnya dari bawah dahulu.
Kalau perlu dimulai dari keluarga dahulu dibangun kebersamaan. Untuk mencapai
suatu persatuan itu ada tahapan-tahapannya.
Ada seorang pengusaha kaya raya
mengatakan kepada saya, “Saya akan menyiapkan tiga triliun untuk menyatukan
umat. Kita kumpulkan semua ulama dan pemikir Islam, kita kasih jas, sepatu, dan
lainnya, semuanya lengkap. Kita undang ke hotel, silahkan berapa hari, silahkan
bicara untuk umat!”
Menanggapi itu saya hanya senyum.
Orang ini tidak faham apa arti membangun kebersamaan. Untuk memenangkan itu ada
sunnatullah yang harus diikuti. Menyatukan umat itu bukan menyatukan jasad,
tapi menyatukan hati.
Allah Ta’ala berfirman,
لَوْ أَنْفَقْتَ مَا
فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ
أَلَّفَ بَيْنَهُمْ
“Walaupun kamu membelanjakan semua
(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati
mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.” (QS. Al-Anfal: 63)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar