Breaking

Pahami Tipu Daya Syaithon

Tipu daya setan
Tipu Daya Syaithon

“Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (Qs. an-Nisa’ [4]: 76)

Kita perlu mengetahui tipuan setan yang mengajak kita meninggalkan ibadah kepada Allah. Ada tujuh macam cara yang dilakukan setan :


1. Setan melarang manusia untuk taat kepada Allah.
Orang yang dipelihara Allah akan menolak ajakan dan larangan setan tersebut, seraya berkata, "Aku sangat membutuhkan pahala dari Allah, karena aku harus mengumpulkan bekal dari dunia untuk akhiratku yang abadi."

2. Setan mengajak manusia mengakhiri ketaatan (berhenti taat).
Misalnya membisikkan dalam hati, bahwa taat tak perlu tergesa-gesa dilaksanakan, nanti saja kalau sudah tua dan menjelang mati. Orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan setan dan mengatakan, "Ajal bukan pada kekuasaanku, jika aku menunda amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok kukerjakan kapan lagi, pada hal tiap hari mengandung amal tersendiri.

3. Sewaktu-waktu setan mendorong manusia agar terburu-buru mengerjakan amal baik, seraya berkata, "Ayo cepat beramal agar engkau dapat memburu amal lain sebanyak-banyaknya !". Namun orang yang dipelihara Allah akan berkata, "Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tidak sempurna."

4. Setan menyuruh manusia mengerjakan amal baik yang sempurna, kalau tidak nanti akan dicela orang lain. Maka orang yang dipelihara Allah akan menyanggah. "Untukku, cukup dinilai Allah saja, dan tidak ada manfaatnya orang lain menilai amal baikku".

5. Setan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal baik dengan membisikkan, "Betapa tingginya derajatmu karena dapat beramal shalih. Engkau cerdik dan sempurna !". Orang yang dipelihara Allah akan menyanggah bahwa semua keagungan dan kesempurnaan adalah milik Allah, bukan karena kekuatan manusia dan kekuasaan manusia. Allah jualah yang memberi taufiq kepada manusia sehingga dapat mengerjakan amal baik yang diridhai-Nya. Hanya Allah yang berhak memberikan karunia-Nya. Jika sekiranya tanpa karunia Allah, maka amal manusia tak ada harganya dibandingkan dengan kenikmatan yang diberikan-Nya.

6. Setan berbisik dalam hati manusia, "Hendaknya engkau bersungguh-sungguh melakukan amal dengan sir(rahasia). Jangan sampai diketahui oleh manusia, sebab hanya Allah yang akan mendhahirkan amalmu nanti terhadap manusia, dan akan mengatakan bahwa kamu adalah seorang hamba yang Ikhlas !". Tapi orang yang iman dipelihara Allah akan menolak nasihat itu, "Hai setan laknat, tidak henti-hentinya engkau menggodaku untuk merusak amal baikku dengan berbagai cara. 

Sekarang kau berpura-pura memperbaiki amalku. Padahal sebenarnya tujuanmu hanyalah ingin merusaknya. Aku ini hamba Allah. Dialah yang menjadikanku. Jika Dia berkehendak menjadikan aku sebagai hamba mulia atau terhina, maka semua itu urusan Allah. Bukan urusanku. Aku tak pernah gelisah tentang apakah amalku itu diperlihatkan kepada manusia atau tidak. Karena itu bukan urusanku !".

7. Jika dengan cara keenam gagal, maka setan mencari cara lain yaitu membisikkan tipuannya yang halus sekali di hati manusia :"Wahai manusia, engkau tak perlu menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, karena jika Allah menetapkanmu di jaman azali dan dijadikan makhluk yang berbahagia, maka tidak akan menjadi madharat apa-apa bagimu untuk meninggalkan amal. Engkau akan tetap menjadi orang yang beruntung. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi celaka, maka tidak ada gunanya lagi amal baik yang kau lakukan, karena engkau tetap celaka."

Tapi bagi orang beriman akan membantah,"Aku ini seorang hamba yang berkewajiban menuruti perintah-Nya. Allah yang Maha Mengetahui, menetapkan kehendak-Nya dan berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya. Amalku tetap akan bermanfaat. Jika aku ditakdirkan menjadi orang beruntung, maka aku tetap beribadah untuk menambah pahala. Jika aku dijadikan orang yang celaka, aku tetap beramal ibadah agar tidak menyesal meninggalkan amal itu. Jika sekiranya aku dimasukkan ke neraka padahal aku taat, aku akan lebih senang demikian daripada aku dimasukkan ke neraka dalam keadaan ingkar. 

Tetapi keadaannya tidak mungkin begitu, karena janji Allah pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa saja yang beramal taat kepada-Nya tak akan masuk neraka. Tapi pasti masuk surga. jadi masuknya seseorang ke surga bukanlah karena kekuatan amalnya, tetapi karena janji Allah semata yang pasti dan suci." 

rujukan @ Syarah Minhajul ‘Abidin yakni Siraj At-Thalibin karya Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Jamfasi Al-Kadiri, juz 1 hal 312-315.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.