Mengikuti Nenek Moyang Bisa Celaka
Menjadi Mulia |
Menjadi manusia Mu’min
adalah sebuah anugrah yang sangat agung, karena itu adalah salah satu tanda
bahwa Alloh SWT mencintai kita. Akan tetapi Keimanan kita menjadi tidak berarti
dihadapan Alloh SWT jika kemudian kita tidak mampu / mau tunduk dan patuh
kepada Syari’at Nya. Maka agar iman kita diterima dan sempurna ikutilah Alloh
SWT dengan penuh ketundukan dan tanpa
ada keraguan.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ
مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۚ أَوَلَوْ كَانَ الشَّيْطَانُ يَدْعُوهُمْ
إِلَىٰ عَذَابِ السَّعِيرِ
Dan apabila dikatakan kepada mereka,
”Ikutilah apa yang diturunkan Allah!” Mereka menjawab, ”(Tidak), tetapi kami
(hanya) mengikuti kebiasaan yang kami dapati dari nenek moyang kami.” Apakah
mereka (akan mengikuti nenek moyang mereka) walaupun sebenarnya setan menyeru
mereka ke dalam azab api yang menyala-nyala (neraka)? (-Surat Luqman, Ayat 21.)
وَإِذَا قِيلَ
لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا
حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۚ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا
يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka,
“Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul.” Mereka
menjawab, “Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami
(mengerjakannya).” Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula)
mendapat petunjuk? (-Surat Al-Ma'idah,
Ayat 104 )
وَإِذَا قِيلَ
لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا
عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا
يَهْتَدُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka,
“Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak!) Kami
mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal,
nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat
petunjuk. (-Surat Al-Baqarah, Ayat 170 )
{وَقُلِ
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ}
“Dan katakanlah:”Kebenaran itu
datangnya dari Rabbmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS al-Kahfi:29)
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sum’ah, dan
riya.” (HR al-Hakim (1944) dan dishahihkan al-Albani).
“Tanda-tanda munafik itu ada tiga;
jika ia berbicara maka berdusta, jika ia berjanji maka mengingkari, dan jika ia
diberi amanat maka ia berkhianat,” (Muttafaq alaih).
Sumber : fb/Ari Anto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar