Kisah Mualaf : Islam itu Berat dan Membebani
Beban Berat |
Hidayah Alloh tidak datang begitu saja akan tetapi dia datang kepada orang yang memang benar - benar menginginkannya.
sehingga banyak kisah dari mereka yang menjadi mualaf berawal dari ketertarikan yang kuat terhadap islam selai juga rasa penasaran yang begitu dalam terhadap islam.
Sejak awal, aku selalu tertarik pada keberagaman budaya, bahasa dan bahkan agama lain. Keinginan yang kuat untuk mempelajari sesuatu yang berbeda memberiku banyak manfaat, Alhamdulillah.
sehingga banyak kisah dari mereka yang menjadi mualaf berawal dari ketertarikan yang kuat terhadap islam selai juga rasa penasaran yang begitu dalam terhadap islam.
Sejak awal, aku selalu tertarik pada keberagaman budaya, bahasa dan bahkan agama lain. Keinginan yang kuat untuk mempelajari sesuatu yang berbeda memberiku banyak manfaat, Alhamdulillah.
Ketika masih duduk di bangku SMA, aku bekerja paruh waktu saat
musim panas di pusat komunitas kota tempatku tinggal. Banyak dari teman kerjaku
berasal dari Somalia yang beragama Islam. Aku sering ngobrol dan bertanya pada
mereka tentang budaya dan keyakinannya tersebut. Itu karena aku sebelumnya sama
sekali tidak tahu-menahu tentang hal tersebut.
Hal yang sangat membuatku penasaran adalah ketika mereka harus
berpuasa di bulan Ramadan, memakai hijab dan salat 5 kali sehari. Sayangnya,
jawaban dari rasa ingin tahuku tidak diberikan dengan jelas oleh mereka. Aku
pun berusaha mencari jawaban sendiri dengan browsing di internet semata-mata
karena aku ingin tahu dan mempelajarinya.
...Pertama mengenal Islam, aku
merasa ajaran agama ini begitu berat dan membebani...
Pertama mengenal Islam, aku merasa ajaran agama ini begitu berat
dan membebani. Meskipun aku tidak tertarik menjadi Muslim, namun anehnya aku
malah memulai pola hidupku sebagaimana seharusnya seorang Muslim melakukannya.
Aku pun mulai berhijab meskipun hanya di dalam rumah. Aku mulai mengucapkan
Alhamdulillah dan Insya Allah kepada teman-temanku yang Muslim, dan sebagainya.
Aku bahkan ikut berpuasa Ramadan dan salat Eid. Tak peduli seberapa jauh aku
terlibat dalam pola hidup seorang Muslim, aku masih belum tertarik untuk masuk
Islam.
Hingga hadirlah titik penting perubahan dalam hidupku. Setelah
beberapa bulan aku mengenal Islam meskipun belum menjadi Muslim, ibuku
meninggal dunia. Saat itulah aku benar-benar merasa terpuruk dan sangat
kehilangan. Aku pun mencari ketenangan untuk menyembuhkan rasa sedihku dengan
mendengarkan Al Quran setiap hari. Tidak itu saja, aku juga membaca banyak
hadits dan kutipan-kutipan dari ulama Muslim.
Aku sendiri merasa takjub dengan ketenangan yang kudapatkan
setelah banyak mendengar Al Quran, membaca hadist dan kutipan para ulama. Ini
semua membantuku melewati hari-hari berat sepeninggal ibuku. Meskipun aku telah
mengetahui betapa sempurnanya Islam, tapi baru pada titik inilah aku merasakan
dorongan yang kuat untuk masuk Islam. Sekitar satu bulan setelah meninggalnya
ibu, aku pun bersyahadat. Alhamdulillah.
Adakalanya Allah SWT memberi kita ujian. Tapi sesungguhnya Allah
tak pernah menguji kita di luar kesanggupan kita menanggungnya. Dan betapa
sering ternyata pada ujian tersebut kita menemukan hikmah yang akan menjadikan
kita pribadi yang lebih baik. Wallahu alam.
(riafariana/thenewmuslim/voa-islam.com)
(riafariana/thenewmuslim/voa-islam.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar